PERAN KELUARGAKU DALAM MENJAGA KESEHATAN MENTALKU
PERAN KELUARGA DALAM MENJAGA KESEHATAN MENTAL ANAK DAN SISTEM KEBUDAYAAN SOSIAL DI KELUARGA
https://images.app.goo.gl/RieWrjj5XajBVkEK7
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fbimamedia-gurusiana.ap-south-1.linodeobjects.com%2F29215b10f38547ecaf0e25d3a2cc1c94%2F2020%2F07%2F27%2Fl-unnamed4af52202f77beb11ba59ce2056aa787820200727185041-bimacms.jpg&tbnid=A1QYKg1gjcqa1M&vet=1&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.gurusiana.id%2Fread%2Fyessyhasni.com%2Farticle%2Fkeluarga-batih-dan-keluarga-kaum-diminangkabau-3646290&docid=NJGMo5E_m-Wz6M&w=800&h=504&itg=1&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim%2Fm5%2F4&kgs=96f2b6a8130b721a&shem=abme%2Ctrie
PENDAHULUAN
Keluarga adalah sekelompok orang yang saling menyayangi dan peduli satu sama lain. Mereka biasanya terdiri dari ayah, ibu, kakak, adik, atau kakek nenek. Tapi keluarga juga bisa termasuk teman-teman dekat yang kita anggap seperti keluarga atau keluarga angkat.
Keluarga itu penting karena keluarga lah yang mampu memberikan cinta dan kasih sayang,Keluarga adalah tempat kita merasa aman dan dicintai,Mengajarkan nilai-nilai dan juga norma-norma, Keluarga lah yang mengajarkan kita tentang kebaikan, kejujuran, dan hal-hal penting lainnya dalam hidup. Keluarga memberikan dukungan penuh untuk kita , keluarga selalu ada untuk kita, baik saat kita senang maupun sedih. Membantu kita tumbuh Keluarga membantu kita belajar dan berkembang menjadi orang yang lebih baik
ISI
hallo semuanya....
perkenalankan nama saya elin saya adalah anak sulung dari 2 bersaudara, dimana saya diharuskan kuat dalam menghadapi segala hal secara mandiri, dianggap dewasa padahal tidak sedewasa itu, namun saya berusaha terlihat kuat didepan mata kedua orang tua saya, sampai-sampai saya tidak menyadari bahwa terlalu banyak emosi yang dipendam itu berbahaya bagi saya.
saya terlahir dari keluarga yang sedikit berada dimana waktu itu mama saya bekerja di salah satu pabrik dan ayah saya bekerja disuatu perusahaan besi tua di Kalimantan sana, masa kecil saya habiskan dengan nenek saya karena kedua orangtua saya bekerja jadi mereka jarang ada waktu untuk menemani saya bermain dan belajar , sampai pada suatu hari mama saya berhenti bekerja karena sedang mengandung adik saya, dan disinilah mulai hancurnya masa jaya keluarga saya , dimana pada saat itu mama sudah tidak bekerja dan perusahaan tempat ayah saya bekerja juga bangkrut sehingga ayah saya harus balik ke tanah Jawa untuk menemui keluarganya, dan sekarang ayah saya bekerja sebagai buruh tani dan juga petani sekaligus.
Mengenai kedekatan saya dengan orangtua saya rasa tidak cukup dekat ya , dimana saya yang dari kecil sudah terbiasa tanpa mereka lalu waktu beranjak remaja harus bersama dengan mereka itu memerlukan waktu yang lama untuk pendekatan, walaupun dulunya waktu mereka masih bekerja mereka sempat meluangkan waktu untuk berlibur bersama namun itu tidak membuat saya merasa cukup dekat dengan kedua orangtua saya, dari SMP saya merasa tidak dekat dengan mama saya , saya sering berantem , adu mulut terkadang diam-diaman seminggu sampai 2 Minggu lamanya , karena itu saya merasa bahwa mama tidak menyayangi saya namun perspektif itu salah besar ya nyatanya mama sangat menyayangi saya ,ya memang saya menyadari bahwa hubungan seperti ini dengan orangtua sangatlah tidak benar namun ya begitulah adanya , saya sering berantem walaupun hanya karena masalah sepele saja, disitu saya merasa kurang mendapatkan dukungan dari orangtua saya , dianggap remeh , dianggap tidak memiliki masa depan yang bagus dan masih banyak lagi , disituasi seperti itulah yang membuat saya semakin stress dan akhirnya saya kecanduan selfharm, ya saya mendapatkan banyak tekanan dari keluarga, teman , dan saudara saya, saya tidak memiliki tempat untuk bercerita karena keluarga tidak memberi space sedikitpun ke saya, sehingga saya memendam semua emosi, dan keluh kesah sendiri.
Pada akhirnya di akhir masa SMP dengan tidak sengaja mama saya melihat tangan saya yang penuh luka sayat , mama saya menangis melihat itu dan bertanya-tanya kenapa saya melakukan itu, lalu dengan berat saya mengucapkan segala keluh kesah saya selama menjadi anak mama saya , dan juga segala tekanan yang membuat saya stress saya lampiaskan semua emosi saya , disitu mama saya tidak marah melainkan merangkul saya dan meminta maaf karena telah menjadi orangtua yang buruk bagi saya, lalu kami saling memaafkan dan dari situlah saya dekat dengan mama saya , dari situ saya mulai berani untuk bercerita dengan mama saya , saya mulai berani menunjukkan ekspresi saya ke mama saya karena sebelum-sebelumnya saya tidak pernah berbicara dengan mama saya, saya menganggap bahwa mama saya itu orang jahat.
Dari sini saya mulai sering ngobrol dengan mama saya dari hal yang penting sampai tidak penting, saya sering bertukar pendapat dengan mama saya, dan banyak lagi semakin hari semakin dekat hingga tiba saatnya masa perkuliahan, dimana saya harus jauh dari orang tua saya , namun jarak bukan lah penghalang bagi saya dan orangtua saya karena kami selalu bertukar kabar melalui telfon dan juga video call.
mengenai sistem budaya dikeluarga saya yaitu kami selalu berkunjung kerumah saudara yang lebih tua pada hari-hari besar seperti hari raya idul Fitri dan juga hari natal , kami diajarkan oleh orangtua kami untuk bertoleransi karen dimana latar belakang keluarga kami yang berbeda dan juga kami diajarkan untuk selalu menghormati orang yang lebih tua dari kami dengan cara bersalaman dan bersikap santun kepada orang yang lebih tua.
PENUTUP
Menurut saya sendiri Keluarga/ orangtua sangat berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan aman, memberikan sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai bekal di kehidupan sosial, serta sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan budaya sedini mungkin.
Saya sendiri sangat merasa bersyukur karena terlahir dikeluarga ini meskipun di awal masa remaja saya itu waktu-waktu yang sangat menyiksa bagi saya , mungkin saya dapat mengatakan bahwa keluarga saya adalah keluarga Cemara yang terlambat , dimana setiap saya atau adik saya sebagai anak mendapatkan masalah orang tua saya akan maju paling depan untuk menjaga dan membentengi saya dan adik dari beberapa jerat masalah , kami saling membantu, susah dan senang pun kami rasakan bersama, saya sangat bersyukur karena tidak semua anak dapat merasakan kasih yang saya dapatkan, walaupun masa remaja saya sudah mulai habis.
Komentar
Posting Komentar